Latihan Fisik dan Mental Kopassus: Tempaan Prajurit Baret Merah
Latihan fisik dan mental yang intensif adalah inti dari pembentukan setiap prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Dikenal sebagai salah satu pasukan elite paling tangguh di dunia, proses penempaan prajurit Baret Merah ini dirancang untuk menguji batas kemampuan manusia, baik secara jasmani maupun rohani. Dengan latihan fisik yang brutal dan tekanan mental yang konstan, Kopassus memastikan setiap anggotanya siap menghadapi misi paling berat di medan mana pun.
Proses seleksi dan pendidikan komando Kopassus sangat ketat dan panjang. Calon prajurit harus melewati serangkaian tes awal yang mencakup kekuatan, ketahanan, kecepatan, serta kesehatan secara menyeluruh. Setelah lolos seleksi awal, mereka akan memasuki tahap pendidikan dasar komando yang berlangsung berbulan-bulan, seringkali lebih dari 7 bulan. Tahap ini dibagi menjadi beberapa fase, dimulai dari fase basis, hutan gunung, rawa laut, hingga survival. Di fase basis, calon prajurit akan dihadapkan pada latihan fisik ekstrem seperti lari jarak jauh dengan beban berat, renang militer, mendaki gunung, dan latihan beladiri tangan kosong yang tak kenal ampun.
Namun, bukan hanya fisik yang ditempa. Aspek mental dan psikologis juga menjadi fokus utama. Prajurit dilatih untuk mengatasi rasa takut, kelelahan, lapar, dan tekanan psikologis yang luar biasa. Latihan survival di hutan yang terpencil, di mana mereka harus bertahan hidup dengan memanfaatkan sumber daya alam, menguji ketahanan mental mereka hingga titik terendah. Tujuannya adalah membangun mental baja, ketahanan diri, dan kemampuan untuk mengambil keputusan kritis di bawah tekanan tinggi. Sebuah laporan dari Akademi Militer pada April 2025 menyebutkan bahwa tingkat kelulusan pendidikan komando Kopassus rata-rata hanya 15-20% dari jumlah pendaftar awal, menunjukkan tingkat kesulitan latihannya.
Selain itu, latihan fisik Kopassus juga meliputi simulasi operasi tempur nyata, latihan terjun payung, selancar udara (rappelling), serta infiltrasi bawah air dan laut. Mereka juga dilatih untuk menguasai berbagai jenis senjata dan taktik pertempuran. Disiplin yang tinggi, loyalitas, dan semangat korsa adalah nilai-nilai yang ditanamkan kuat selama proses latihan. Pada sebuah wawancara dengan mantan Komandan Jenderal Kopassus pada hari Senin, 13 Mei 2024, beliau menyatakan bahwa “Kemampuan fisik itu penting, tetapi mental yang tak tergoyahkan adalah pembeda utama prajurit Kopassus.” Dengan kombinasi penempaan fisik dan mental yang paripurna, Kopassus terus melahirkan prajurit-prajurit andal yang menjadi garda terdepan pertahanan dan keamanan Indonesia.